Rabu, 26 Oktober 2016

CEK DULU INFORMASI MENURUT AL QURAN
Ustad Zarmon Abizar Al Basyir
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِن جَاءكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَأٍ فَتَبَيَّنُوا أَن تُصِيبُوا قَوْماً بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَى مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ -٦-
“Wahai orang-orang yang beriman! Jika seseorang yang fasik datang kepadamu membawa suatu berita, maka telitilah kebenarannya, agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena kebodohan (kecerobohan), yang akhirnya kamu menyesali perbuatanmu itu.”
(Al-Hujurat 6)
Kata kunci pada ayat ini adalah kata “Telitilah Kebenarannya!”. Dengan tegas Al-Qur’an mengajarkan kepada kita untuk mengecek informasi yang kita dengar. Pada ayat-ayat selanjutnya, Allah berbicara tentang persatuan. Sehingga kita dapat mengambil pelajaran bahwa salah satu penyebab rusaknya persatuan adalah karena mudah menerima berita tanpa mengecek kebenarannya.
إِذْ تَلَقَّوْنَهُ بِأَلْسِنَتِكُمْ وَتَقُولُونَ بِأَفْوَاهِكُم مَّا لَيْسَ لَكُم بِهِ عِلْمٌ وَتَحْسَبُونَهُ هَيِّناً وَهُوَ عِندَ اللَّهِ عَظِيمٌ -١٥-
“(Ingatlah) ketika kamu menerima (berita bohong) itu dari mulut ke mulut dan kamu katakan dengan mulutmu apa yang tidak kamu ketahui sedikit pun, dan kamu menganggapnya remeh, padahal dalam pandangan Allah itu soal besar.”
(An-Nur 15)
Imam Ja’far As-Shodiq ketika ada seorang sahabat yang melaporkan temannya yang berbuatburuk, beliau sering mengatakan, “Dustakan matamu, dustakan pendengaranmu!” Jangan berburuk sangka kepada orang lain. Karena seorang yang menyampaikan berita sementara dia belum tau kebenarannya, maka dia adalah termasuk dari salah satu dari dua pembohong.
إِنَّ الَّذِينَ يُحِبُّونَ أَن تَشِيعَ الْفَاحِشَةُ فِي الَّذِينَ آمَنُوا لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنتُمْ لَا تَعْلَمُونَ -١٩-
“Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar perbuatan yang sangat keji itu (berita bohong) tersiar di kalangan orang-orang yang beriman, mereka mendapat azab yang pedih di dunia dan di akhirat. Dan Allah Mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.”
(An-Nur 19)
Berita provokasi dari berbagai media fasiq itu muncul karena mereka menikmati kehancuran islam. Menunggu robohnya persatuan kaum muslimin. Karenanya kita harus menjadi seorang muslim yang waspada dan bijak dalam menerima berita.
وَتَفَقَّدَ الطَّيْرَ فَقَالَ مَا لِيَ لَا أَرَى الْهُدْهُدَ أَمْ كَانَ مِنَ الْغَائِبِينَ -٢٠- لَأُعَذِّبَنَّهُ عَذَاباً شَدِيداً أَوْ لَأَذْبَحَنَّهُ أَوْ لَيَأْتِيَنِّي بِسُلْطَانٍ مُّبِينٍ -٢١-
Dan dia memeriksa burung-burung lalu berkata, “Mengapa aku tidak melihat hudhud, apakah ia termasuk yang tidak hadir? Pasti akan kuhukum ia dengan hukuman yang berat atau kusembelih ia, kecuali jika ia datang kepadaku dengan alasan yang jelas.”
(An-Naml 20-21)
Ayat ini menunjukkan kebijaksanaan Nabi Sulaiman, dia akan menghukum Hudhud kecuali jika burung ini datang dengan membawa alasan. Beliau tetap mau mendengar. Sampai akhirnya datanglah Hudhud dengan membawa berita dari kota Saba’ tentang seorang Ratu bernama Bilqis. Mendengar itu, Nabi Sulaiman tidak langsung percaya akan berita tersebut.
قَالَ سَنَنظُرُ أَصَدَقْتَ أَمْ كُنتَ مِنَ الْكَاذِبِينَ -٢٧-
Dia (Sulaiman) berkata, “Akan kami lihat, apa kamu benar, atau termasuk yang berdusta.”
(An-Naml 27)
Kemudian Nabi Sulaiman memerintahkan Hudhud untuk mengirim surat kepada Ratu Bilqis. Ketika surat itu sampai ditangan Ratu, ia meminta saran kepada para pejabatnya tentang cara untuk menyikapi surat ini.
قَالَتْ يَا أَيُّهَا المَلَأُ إِنِّي أُلْقِيَ إِلَيَّ كِتَابٌ كَرِيمٌ -٢٩- إِنَّهُ مِن سُلَيْمَانَ وَإِنَّهُ بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ -٣٠- أَلَّا تَعْلُوا عَلَيَّ وَأْتُونِي مُسْلِمِينَ -٣١-
Dia (Balqis) berkata, “Wahai para pembesar! Sesungguhnya telah disampaikan kepadaku sebuah surat yang mulia.” Sesungguhnya (surat) itu dari Sulaiman yang isinya, “Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang, janganlah engkau berlaku sombong terhadapku dan datanglah kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri.”
(An-Naml 29-31)
Melihat surat ini, para pembesar mulai memberi saran. Ada yang memberi saran untuk menghadapi Sulaiman karena mereka memiliki kekuatan yang lebih besar dari kerajaan Sulaiman. Namun Ratu Balqis tidak langsung menerima saran mereka. Dia ingin mengecek terlebih dahulu bagaimana sebenarnya seorang bernama Sulaiman ini. Akhirnya Sang Ratu mengirim hadiah untuk mencari informasi yang sebenarnya tentang Nabi Sulaiman. Untuk kisah lengkapnya bisa anda lihat dalam Surat An-Naml.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar